Kamis, 08 Mei 2008
Rabu, 07 Mei 2008
Eko Prasetyo: Penerbit Harus Punya Identitas Jelas!
Dalam kunjungan yang diterima di Rumah Pengetahuan Amartya (RPA) milik Mas Eko ini, teman-teman Kuntum berbicara dan sharing pengalaman tentang dunia penerbitan buku. Menurut Mas Eko, di tengah harga kertas yang semakin melambung tinggi ini nalar masyarakat Indonesia juga semakin turun minat bacanya. Ini terbukti, lanjutnya, dengan minimnya indeks penjualan buku di beberapa penerbit, termasuk di Resistbook.
Dalam jangka dekat ini, Kuntum akan segera membentuk divisi penerbitan dengan judul buku pertamanya yaitu Humor Mang Kunteng. Untuk nama penerbitnya masih belum dipastikan. “Kita tunggu saja tanggal mainnya,” ungkap Iwan, yang juga masih menjadi mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Jadi, pada kunjungan yang dilakukan malam hari tersebut ingin menggali pengalaman tentang penerbitan yang terjadi di Resistbook. “Kunci utama dalam penerbitan itu ada tiga, marketing, distributor, dan keuangan,” jelas Mas Eko yang juga aktivis Pusham UII ini. Ketika Insist Press dulu pecah, saya mengajak tiga orang yang paham tentang tiga hal tersebut (marketing, distributor, dan keuangan) dan akhirnya mendirikan Resistbook.
Selain itu, untuk mendirikan sebuah penerbitan haruslah memiliki identitas yang jelas. Sebuah penerbit tidak sekadar menerbitkan sembarang buku. Tapi harus fokus pada satu bidang tertentu, seperti Resist yang konsisten pada gerakan sosial perlawanan. Jika penerbit konsist, dia akan mendapatkan hati di masyarakat walaupun tidak banyak. Di Yogyakarta banyak penerbit yang mati karena memang tidak memiliki identitas dan orientasi yang jelas. Ini juga menjadi kunci penting bagi sebuah penerbitan. Selamat datang di dunia penerbitan!